Mobil Listrik

Gara-Gara Kecelakaan Maut, China Larang Ungkapan Autonomous Driving

Kecelakaan Maut Kendaraan Listrik Xiaomi SU7 Ultra

Pemerintah China mengambil langkah tegas setelah kecelakaan maut kendaraan listrik Xiaomi SU7 yang mengalami error saat menggunakan fitur Advanced Driver Assistance Systems (ADAS).

Dilansir dari Car News China, Kementerian Industri dan Teknologi Informasi (MIIT) mengeluarkan regulasi baru yang mengubah total cara produsen otomotif memasarkan dan menjual teknologi semi-otomatis.

Kecelakaan Maut Mobil Listrik Xiaomi: Melaju 116 Km/Jam Mode Autopilot, 3 Orang Tewas

Kecelakaan maut kendaraan listrik Xiaomi ini menewaskan tiga orang di Beijing. Kecelakaan tersebut melibatkan kendaraan listrik Xiaomi yang tengah menggunakan fitur ADAS yang seharusnya membantu pengemudi. Kecelakaan terjadi karena sistem gagal mendeteksi objek lain di jalan tol.

Dalam regulasi baru yang lebih ketat, MIIT melarang sejumlah fitur dan praktik industri yang sebelumnya umum digunakan. Program uji beta publik untuk teknologi otonom sekarang harus mendapatkan kontrak resmi dari pemerintah, dan produsen harus menghentikan praktik yang dapat membahayakan pengguna.

Larangan Ungkapan “Autonomous Driving”

Istilah marketing yang menyebutkan “autonomous driving” atau “self-driving” juga dilarang keras. Produsen sekarang wajib menggunakan ungkapan “L2 assisted driving” atau yang serupa untuk menghindari kesan bahwa kendaraan bisa mengemudi sendiri sepenuhnya.

Fitur Mutakhir yang Dilarang

Fitur-fitur mutakhir seperti remote parking dan one-touch summoning yang memungkinkan kendaraan bergerak tanpa pengemudi juga dilarang. MIIT memastikan fitur ini tidak dapat dilanjutkan tanpa kontrak yang jelas dan evaluasi risiko.

Regulasi Grês untuk Industri Otomotif China

Aturan ketat ini juga mewajibkan produsen untuk memasarkan teknologi mereka dengan cara yang lebih hati-hati. Kendaraan harus mampu mengidentifikasi pengemudi dalam waktu kurang dari 60 detik dan mampu mengambil tindakan seperti memperlambat kendaraan atau mengaktifkan lampu hazard jika terjadi kegagalan.

Menurut Car News China, dampak hukum yang lebih ketat ini terasa pada pasar saham China. Saham produsen otomotif seperti BAIC dan Seres mengalami penurunan signifikan.

Selain itu, perusahaan yang sebelumnya giat mempromosikan teknologi otonom seperti Huawei, Xpeng, Li Auto, dan Nio mulai menghadapi tantangan besar.

Kebijakan Ini Diumumkan Sebelum Shanghai Auto Show 2025

Kebijakan ini diumumkan menjelang Shanghai Auto Show 2025, di mana banyak produsen sebelumnya berniat untuk memperkenalkan teknologi otonom mereka. Pemerintah China jelas mengirim pesan kuat: keselamatan harus diutamakan, meskipun itu akan memperlambat inovasi di sektor otomotif pintar.

Related posts

Harganya Rp 120 Jutaan, Konsumsi Bbm Sedan Gres Suzuki Tembus 25,7 Km/L

Piani

Xiaomi SU7 Sukses, Mobil Listrik Xiaomi Terbaru Segera Hadir

Piani

Leave a Comment